Makanan khas Palembang yang pembuatannya membutuhkan waktu delapan jam ini khusus disajikan pada saat-saat istimewa. Dalam tradisi masyarakat Palembang, suatu kehormatan jika disuguhi kue delapan jam. Hidangan kue yang rasanya manis ini mengungkapkan penghormatan orang Palembang kepada kerabat dan tamu, terlebih di saat silaturahmi seperti Lebaran.
Sesuai dengan namanya, keistimewaan kue delapan jam terletak pada proses pembuatannya yang membutuhkan waktu delapan jam. Resep pembuatannya merupakan resep tradisional yang diwariskan turun-temurun. Itulah yang membuat kue ini terus bertahan sampai sekarang. "Semua orang asli Palembang tahu bagaimana membuat kue delapan jam. Tetapi, untuk alasan praktis, sebagian orang memilih untuk memesan saja," tutur Ratminah, pembuat kue tradisional di Palembang.
Makanan sejenis kue basah ini dibuat dengan bahan dasar telur bebek, susu kental manis, susu bubuk putih, mentega, dan gula. Bahan-bahan pembuat kue itu memang tergolong mahal. Telur bebek, misalnya, harganya di Palembang saat ini mencapai Rp 1.500 per butir. Sekalipun proses pembuatannya memakan waktu lama, cara membuatnya sederhana. Untuk setiap loyang kue delapan jam, disiapkan telur bebek 20 butir, mentega 2 ons, gula 8 ons, susu kental manis 1 kaleng, dan susu bubuk putih dengan takaran 2 sendok makan.
Seluruh bahan itu dicampur dan dikocok sampai rata tanpa perlu mengembang. Bahan adonan yang telah bercampur dicetak ke dalam loyang dan dikukus selama delapan jam. Jika pengukusan kurang dari delapan jam, kue mudah hancur karena adonan belum kenyal dan menyatu.
Dalam kebiasaan orang Palembang, menunggu pengukusan kue selama delapan jam bukanlah hal yang merepotkan. Waktu luang itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Kue delapan jam tidak dibuat setiap hari. Kue istimewa ini hanya disajikan saat perayaan Lebaran dan perkawinan. Pada hari Lebaran, kue ini biasa dihidangkan dengan makanan khas Palembang lainnya, seperti pempek, dan tekwan.
Menjelang dan selama Lebaran, kue delapan jam banyak dijual di pasar-pasar. Pembeli juga bisa langsung memesan dari para pembuatnya. Mengingat bahannya yang relatif mahal, harga kue itu berkisar Rp 70.000 sampai Rp 100.000 per loyang, tergantung dari bahan yang dipakai. Daya tahan kue delapan jam paling lama satu minggu jika disimpan di luar lemari pendingin atau satu bulan jika disimpan di lemari pendingin.
Selain kue delapan jam, kue khas lainnya yang juga menjadi kebanggaan warga Palembang adalah maksuba, engkang ketan, dan bolu lapis. Semuanya memiliki cita rasa manis yang melekat.
Sesuai dengan namanya, keistimewaan kue delapan jam terletak pada proses pembuatannya yang membutuhkan waktu delapan jam. Resep pembuatannya merupakan resep tradisional yang diwariskan turun-temurun. Itulah yang membuat kue ini terus bertahan sampai sekarang. "Semua orang asli Palembang tahu bagaimana membuat kue delapan jam. Tetapi, untuk alasan praktis, sebagian orang memilih untuk memesan saja," tutur Ratminah, pembuat kue tradisional di Palembang.
Makanan sejenis kue basah ini dibuat dengan bahan dasar telur bebek, susu kental manis, susu bubuk putih, mentega, dan gula. Bahan-bahan pembuat kue itu memang tergolong mahal. Telur bebek, misalnya, harganya di Palembang saat ini mencapai Rp 1.500 per butir. Sekalipun proses pembuatannya memakan waktu lama, cara membuatnya sederhana. Untuk setiap loyang kue delapan jam, disiapkan telur bebek 20 butir, mentega 2 ons, gula 8 ons, susu kental manis 1 kaleng, dan susu bubuk putih dengan takaran 2 sendok makan.
Seluruh bahan itu dicampur dan dikocok sampai rata tanpa perlu mengembang. Bahan adonan yang telah bercampur dicetak ke dalam loyang dan dikukus selama delapan jam. Jika pengukusan kurang dari delapan jam, kue mudah hancur karena adonan belum kenyal dan menyatu.
Dalam kebiasaan orang Palembang, menunggu pengukusan kue selama delapan jam bukanlah hal yang merepotkan. Waktu luang itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Kue delapan jam tidak dibuat setiap hari. Kue istimewa ini hanya disajikan saat perayaan Lebaran dan perkawinan. Pada hari Lebaran, kue ini biasa dihidangkan dengan makanan khas Palembang lainnya, seperti pempek, dan tekwan.
Menjelang dan selama Lebaran, kue delapan jam banyak dijual di pasar-pasar. Pembeli juga bisa langsung memesan dari para pembuatnya. Mengingat bahannya yang relatif mahal, harga kue itu berkisar Rp 70.000 sampai Rp 100.000 per loyang, tergantung dari bahan yang dipakai. Daya tahan kue delapan jam paling lama satu minggu jika disimpan di luar lemari pendingin atau satu bulan jika disimpan di lemari pendingin.
Selain kue delapan jam, kue khas lainnya yang juga menjadi kebanggaan warga Palembang adalah maksuba, engkang ketan, dan bolu lapis. Semuanya memiliki cita rasa manis yang melekat.
Pak Nayel, Bioskop Apolo dan Dewi ado di daerah 7 ulu atau 10 ulu deket Jembatan Ampera seberang ulu. Bioskop Makmur, kalo dak salah sudah hancur kareno kebakaran. Lokasinyo di depan IP sekarang. Bioskop Internasioal sudah dirobohkan dan diganti dg IP. Bioskop Mawar, kalo dak salah dulu ado disebelah Poltabes. Entah ngapo aku jadi lupo losai bioskop Sriwijaya padahal kalo namonyo rasonyo akrab nian di kuping. Mohon maaf kalu ado info yg salah sebab sudah lamo ninggalke Palembang.
ReplyDeleteBioskop Sriwijaya berdampingan dengan bioskop Makmur, kalu mawar di seberang kana IP, kalu dekat poltabes itu namanya bioskop Sanggar. Mokasih dengan Infonyo...
ReplyDeletewahh boleh saya mencoba..
ReplyDeleteartikel menarik, izin kopas di palembangdownload.blogspot.com
ReplyDelete