Info lengkatnya dari (Detik.com) ;
Kekhawatiran masyarakat Palembang akan robohnya jembatan Ampera tidak perlu berlebihan. Sebab usia jembatan itu dapat mencapai 100 tahun, masih tersisa 50 tahun lagi.
Ini setidaknya seperti yang dikatakan Dr Sohei Matsuno, pakar jembatan asal Jepang, yang menjadi pendidik di Universitas Tridinanti Palembang.Dalam sebuah penjelasan kepada wartawan beberapa waktu lalu, Matsuno mengatakan jembatan Ampera masih mampu berdiri kokoh hingga 50-100 tahun, dengan catatan harus dirawat secara berkala. Kerusakan bisa terjadi jika mengalami fatigue crack. Tetapi sangat kecil kemungkinannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, tidak terdapat pengeroposan serius atau perubahan dari kontruksi jembatan, sekalipun ditabrak kapal tongkang beberapa kali.
Ini setidaknya seperti yang dikatakan Dr Sohei Matsuno, pakar jembatan asal Jepang, yang menjadi pendidik di Universitas Tridinanti Palembang.Dalam sebuah penjelasan kepada wartawan beberapa waktu lalu, Matsuno mengatakan jembatan Ampera masih mampu berdiri kokoh hingga 50-100 tahun, dengan catatan harus dirawat secara berkala. Kerusakan bisa terjadi jika mengalami fatigue crack. Tetapi sangat kecil kemungkinannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, tidak terdapat pengeroposan serius atau perubahan dari kontruksi jembatan, sekalipun ditabrak kapal tongkang beberapa kali.
"Buktinya pernah ditabrak tongkang dengan beban 7.500 ton. Namun setelah diteliti, satu mili pun tidak bergeser atau melengkung. Ampera tetap lurus. Tegak," kata dia. Menurut Matsuno, jembatan Ampera tidak perlu direhab hingga mengeluarkan dana ratusan miliar, cukup Rp 1-2 miliar, dengan catatan dirawat secara berkala. Mendesak diperbaiki adalah pilar yang keropos, serta lantai yang retak. Pilar keropos dan terjadi gompelan dilakukan penambalan. Sedangkan lantai yang retak juga ditambal dengan metode penyuntikan. Kemudian setiap tahun dilakukan renovasi pengecatan, pergantian baut atau mur dan memperbaiki bagian yang retak.
Sementara pengamat konstruksi dari Universitas Sriwijaya, Bakri Oemar, mengatakan konstruksi jembatan Ampera yang terdiri dari gabungan baja dan beton, yang dibangun sejak tahun 1962, memiliki usia ekonomis sekitar 50 tahun sejak jembatan selesai selesai dibangun. Keropos yang terjadi pada selimut pilar jembatan, jika dibiarkan dikhawatirkan menjalar ke bagian dalam pondasi pilar, sehingga mengakibatkan besi pilar keropos. Apalagi kondisi pondasi berada dalam air, sehingga pengaruh arus air sungai sangat besar ditambah instrusi air laut. Selain pilar, konstruksi baja pada jembatan juga harus menjadi perhatian. Tidak menutup kemungkinan baja mengalami pembengkokan, karena usia Ampera relatif tua. Pengurangan beban yang ada di atas Ampera mutlak dilakukan. Jumlah kendaraan harus dikurangi terutama alat berat.
Baca juga ;
No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar anda di bawah ini